aku ingat. ia menjajikan kita penerabasan batas
menjanjikan terbukanya cakrawala dunia
menjanjikan pertunjukan budaya dari tiap inci wajah bumi
menjanjikan cinta jarak jauh
menjanjikan pertukaran informasi global
menjanjikan akses sebagai warga dunia
tapi saat tangan mampu menangani segalanya, kaki menjadi murung
saat cahaya digital menghiasi tiap ruangan, kertas-kertas menjadi murung
saat obrolan dengan teman memenuhi layar, teman disampingmu menjadi murung
saat pengambilan gambar hanya dipersembahkan bagi jejaring sosial, momen indah pudar menjadi murung
saat fokusmu pada maya, nyata tak lagi nyata. nyata menjadi hampa. nyata menjadi semu.
aku hanya satu kali hidup
dengan sentuhan. genggaman. jejak. batas.
aku hanya mati satu kali
dengan kehilangan. air mata. kain. tanah.
aku tak mati dalam kondisi digital
aku mau kematian yang nyata.
aku mau kehidupan yang tak dililit maya, agar nyata senantiasa ada.
aku rindu pertemanan kita, ketika bersama tanpa harus saling bicara kita tau apa terucap lebih dulu di kepala kita, ketika perlahan aku mulai hafal lagu-lagu yang selalu kau putar, ketika selalu memberi “high five” untuk tanda sepakat, bahkan tak butuh berkaleng-kaleng bir untuk membuat kita mabuk dan tertawa!
ada arus pendek yang membuat kita tak saling terhubung, seutas kabel yang terbakar di dada membuat kita sakit tapi tak meronta, suara kita teredam oleh entah, aku kita memperbaikinya, merakitnya lagi bersama akan tetap terhubung sampai kapanpun…
:’) high five kiki :’)
Terkadang kedekatan virtual lebih terasa nyata daripada realitas itu sendiri. Maya menjadi nyata, nyata menjadi maya..Semua terasa artificial ya š